BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Dilakukan observasi mengenai
pemeriksaan Retrograde Cystography dengan klinis Hypertropi
Prostat di RSUD Koja.
1.
Data pasien
a.
Nama pasien : Tn. X
b.
Usia : 79
thn
c.
Jenis kelamin : Laki
- laki
d.
Alamat
: Tanjung Priuk
e.
No. Medical Record : 00. 06. 95. 74
f.
No. Daftar : 4010
g.
Jenis pemeriksaan : Retrograde Cystography
h.
Klinis : Hypertropi Prostat dan Retensio Urine
2.
Persiapan
Pemeriksaan
Pasien yang akan
dilakukan pemeriksaan Retrograde
Cystography, pada umumnya pasien
mengalami kesuliatan buang air kecil Pasien juga merasakan
bahwa proses buang air kecilnya belum tuntas. Pasien menjadi lebih sering buang
air kecil pada malam hari (nokturia) dan jika buang air kecil harus
mengedan lebih kuat. Volume dan kekuatan pancaran buang air kecil juga menjadi
berkurang dan pada akhir buang air kecil urine
masih menetes. Akibatnya
kandung kemih terisi penuh sehingga terjadi inkontinensia urine (beser). Pada saat pasien mengedan
untuk buang air kecil, vena-vena kecil pada urethra
dan kandung kemih bisa pecah sehingga pada air kemih terdapat darah.
Penyumbatan total menyebabkan pasien tidak dapat buang air kecil sehingga pasien
merasakan kandung kemihnya penuh dan timbul nyeri hebat di perut bagian bawah.
Penanganan pertama yang dilakukan, yaitu
pemasangan kateter pada pasien yang dilakukan baik oleh dokter umum, maupun dokter
urologi dan perawat. Sehingga pada saat pasien datang ke instalasi radiologi
untuk dilakukan pemeriksaan Retrograde
Cystography pasien sudah terpasang kateter.
3.
Persiapan
Alat dan Bahan
Persiapan alat dan bahan yang digunakan terdiri dari
alat dan bahan non steril dan steril.
a.
Alat dan
bahan non Steril
1) Pesawat Rontgen
Pesawat yang digunakan dalam pemeriksaan Retrograde
Cystography dengan klinis Hypertropi Prostat di RSUD
Koja sebagai berikut :
a) Merk : Toshiba
b) Type : KXO – 15 E
c) Produksi : Japan
d) Rentang KV : 40 – 150 KV
e) Rentang mA : 100 – 640 mA
f) Rentang Waktu : 0,01 – 9,9 s
g) Total Filter :0,7 mm Al
|
2) Processing Unit
Processing unit yang digunakan
adalah automatic
processing merk Kodak denghan type X OMAT 2000.
|
3)
Kaset dan Film
Kaset yang digunakan dalam pemeriksaan Retrograde
Cystography merk AGFA yang memiliki intensifying screen green emiting
ukuran 30 x 40 cm dan 24 x 30 cm, sedangkan film yang digunakan
merk Kodak dengan ukuran 30 x 40 cm dan 24 x 30 cm.
|
4)
Marker
Marker
yang digunakan adalah marker R dan L, marker ini digunakan untuk mengetahui
letak kanan dan kiridari objek yang difoto.
5)
Bahan kontras Media
Bahan kontras media yang digunakan yaitu bahan kontras media dengan merk dagang ultravist 300 mg / 20 cc 1 ampul.
|
6)
Aquadest 100- 150 cc
7)
Neerbeken
b. Alat dan Bahan steril
Alat dan bahan steril terdiri dari tip kateter 50 cc, arteri klem, mangkok, handscoon.
4.
Persiapan Bahan kontras Media
Bahan kontras media yang digunakan dalm pemeriksaan Retrograde
Cystography di RSUD Koja adalah ultravist 300 mg / 20 cc yang dicampur dengan
larutan aquadest ± 100-150 cc dengan perbandingan
konsentrasi 1 : 7 dengan volume total larutan sesudah dicampur menjadi ±150 cc. Campuran
bahan kontras media ini kemudian di masukan kedalam kandung kemih melalui
kateter.
5.
Prosedur Pemeriksaan
Prosedur pemeriksaan Retrograde Cystography di RSUD
Koja sebagai berikut :
a.
Sebelum melakukan pemeriksan, radiografer melihat
data pasien yang meliputi nama pasien, usia, jenis kelamin, alamat, no.medical
record, no. daftar, jenis pemeriksaan yang akan dilakukan, klinis. Selain data
pasien, radiografer juga harus melihat kondisi pasien. Pasien yang akan
dilakukan pemeriksan Retrograde Cystography harus dalam kondisi
terpasang kateter dan dalam kondisi sadar.
b. Pembuatan plan foto BNO
Tujuan dilakukan pembuatan plan foto BNO untuk mengidentifikasi adanya kelainan pada
kandung kemih (seperti batu radioopaque ), untuk menilai keadaan tulang apakah terdapat
metastase pada tulang (biasanya terjadi pada pasien ca. prostat ). Selain itu
plan foto juga bertujuan untuk menentukan faktor eksposi selanjutnya.
Berikut ini adalah tahapan
pembuatan plan foto BNO :
1) Siapkan kaset ukuran 30 x 40
cm memanjang.
2) Posisi pasien supine di atas meja
pemeriksaan.
3) Posisi objek : MSP pasien
berada pada pertengahan meja pemeriksaan.
4) Batas atas processus xiphoideus. Batas bawah mencakup 3 -5 cm
ke bawah dari simphysis pubis.
5) Beri marker R atau L.
6) Central Ray vertical tegak lurus terhadap kaset.
7) Central Point pada umbilicus pasien atau pada garis tengah
kaset sejajar dengan spina iliaca anterior superior (SIAS).
8) Faktor eksposi yang digunakan
dalam pemeriksaan ini yaitu 68 KV, 200 mA, 0,08 s.
9) Eksposi dilakukan pada saat pasien tahan nafas setelah ekspirasi
penuh.
10) Kriteria gambar
|
c. Konsultasi ke dokter radiologi
Konsultasikan plan foto BNO ke dokter radiologi agar pemeriksaan
dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya.
d. Pemasukan bahan kontras
Sebelum dilakukan pemasukan bahan kontras, kandung kemih pasien dikosongkan dengan mengalirkan urine yang ditampung dengan receiver (Neerbeken). Kemudian dokter radiologi atau radiografer melakukan
penyuntikan
atau pemasukan bahan kontras pada kandung kemih yang telah di campur dengan aquadest
± 100 - 150 cc dengan
perbandingan 1: 7 dan volume 100 – 150 cc melalui kateter. Setelah kandung kemih terisi
penuh, yang ditandai dengan bahan kontras spillback, kateter diklem dengan
menggunakan arteri klem dan segera lakukan pengambilan foto dengan proyeksi Anterior Posterior (AP), Right
Posterior Oblique (RPO) dan Left Posterior Oblique (LPO).
e. Proyeksi foto setelah
pemasukan bahan kontras media
1)
Proyeksi Anterior Posterior
(AP)
a) Tujuan dilakukan proyeksi AP untuk melihat pengisian bahan kontras media
pada kandung kemih dan untuk melihat bentuk serta ukuran kandung kemi, melihat bayangan
pembesaran prostat yang ditandai oleh bayangan indentasi pada bagian distal
kandung kemih.
b) Siapkan kaset ukuran 30 x 40 cm memanjang.
c) Posisi pasien supine
di atas meja pemeriksaan.
d) Posisi objek : MSP pasien
berada pada pertengahan meja.
e) Batas atas kaset setiggi crista illiaca. Batas bawah pada 1 – 2 inci
dari simphysis pubis, hal ini bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya
pembesaran prostat pasien.
f) Beri marker R atau L.
g) Central Ray vertical tegak lurus terhadap kaset.
h) Central Point pada 2-3 inci di atas symphisis pubis
i) Faktor eksposi yang
digunakan adalah 68 KV, 200 mA, 0,08 s.
j) Eksposi dilakukan pada saat
pasien tahan nafas setelah ekspirasi penuh.
k) Kriteria gambar
|
2) Proyeksi Right Posterior
Oblique (RPO)
a) Tujuan dilakukan proyeksi RPO
untuk melihat gambaran bayangan prostat yang membesar lebih jelas yang ditandai
dengan adanya banyangan indentasi.
b) Posisi
pasien miring 45 derajat ke kanan dan kaki yang jauh dengan kaset flexi.
c) Batas atas
kaset setiggi crista illiaca dan batas bawah pada 1 – 2
inci dari simphysis pubis.
d) Beri marker R atau L.
e) Central
Ponit 2-3 inci di bawah
symphisis pubis.
f) Central
Ray vertical tegak lurus.
g) Faktor
eksposi yang digunakan adalah 72 KV, 200
mA, 0,08 s.
h) Kriteria gambar.
|
3) Proyeksi Left Posterior
Oblique (LPO)
a) Tujuan dilakukan proyeksi RPO untuk melihat gambaran bayangan prostat
yang membesar lebih jelas yang ditandai dengan adanya banyangan indentasi
b) Posisi
pasien miring 45 derajat ke kiri dan kaki yang jauh dengan kaset flexi.
c) Batas atas
kaset setiggi crista illiaca dan batas bawah pada 1 – 2 inci dari simphysis
pubis.
d) Beri marker R atau L
e) Central
Ponit 2-3 inci di bawah
symphisis pubis.
f)
Central Ray vertical
tegak lurus.
g) Faktor eksposi yang digunakan
adalah 72 KV, 200 mA, 0,08 s.
h) Kriteria gambar.
|
6. Hasil Diagnosa
Dari hasil pemeriksaan tersebut didapatkan hasil diagnosa dari dokter
radiolog sebagai berikut :
a.
Retrograde
Cystography :
1)
Dinding buli-buli tidak rata
2)
.....
3)
.....
b.
Kesan : hypertropi prostat dan cystitis khronis
B.
Pembahasan
1. Prosedur pemeriksaan retrograde
cystography di RSUD Koja
Pemeriksaan retrograde cystography dilakukan pada pasien yang
mengalami kesuliatan buang air kecil. Pasien juga merasakan
bahwa proses buang air kecilnya belum tuntas. Pasien menjadi lebih sering buang
air kecil pada malam hari (nokturia) dan jika buang air kecil harus
mengedan lebih kuat. Volume dan kekuatan pancaran buang air kecil juga menjadi
berkurang dan pada akhir buang air kecil urine
masih menetes. Akibatnya
kandung kemih terisi penuh sehingga terjadi inkontinensia urine (beser). Pada pemeriksaan retrograde
cystography tidak ada persiapan khusus, namun pada saat pasien datang ke
instalasi radiologi untuk dilakukan pemeriksaan Retrograde Cystography pasien sudah terpasang kateter.
Sebelum melakukan pemeriksan, radiografer melihat data pasien yang
meliputi nama pasien, usia, jenis kelamin, alamat, no.medical record, no.
daftar, jenis pemeriksaan yang akan dilakukan, klinis. Selain data pasien,
radiografer juga harus melihat kondisi pasien. Pasien yang akan dilakukan
pemeriksan Retrograde Cystography harus dalam kondisi terpasang kateter
dan dalam kondisi sadar.
Setelah radiografer membaca data pasien, selanjutnya radiografer
memberi penjelasan kepada pasien tentang prosedur pemeriksaan yanag akan
dilakukan, sehingga ketika pemeriksaan berlangsung pasien dapat kooperatif. Kemudian
setelah menjelasakan prosedur pemeriksaan kepada pasien, radiografer menyiapkan
alat-alat yanag akan digunakan dalam pemeriksaan, yang terdiri dari peralatan
steril dan non steril. Persiapan peralatan non steril meiputi, menyiapkan
pesawat, mengatur faktor eksposi yang akan digunakan, kaset berisi film yang
sudah diberi label terlebih dahulu, marker, bahan kontras, Aquadest
100-
150 cc, Neerbeken. Sedangkan untuk persiapan peralatan steril meliputi tip kateter 50 cc, arteri klem, mangkok, handscoon.
Jenis bahan kontras yang digunakan yaitu, jenis ionic dengan merk
dagang ultravist 300 mg / 20 cc yang dicampur dengan larutan aquadest ± 100-150 cc dengan perbandingan
konsentrasi 1 : 7 dengan volume total larutan sesudah dicampur menjadi ±150 cc. Campuran
bahan kontras media ini kemudian di masukan kedalam kandung kemih secara langsung melalui kateter.
Setelah radiografer menyiapkan peralatan radiografer melakukan
pembuatan foto pendahuluan plan BNO dengan menggunakan kaset ukuran 30 x
40 cm memanjang. Posisi pasien supine di atas meja pemriksaan, MSP pasien berada pada pertengahan meja pemeriksaan, kedua lengan pasien
disamping tubuh.Batas atas processus xiphoideus. Batas bawah mencakup 3 -5 cm
ke bawah dari simphysis pubis dan beri marker R atau L. Central Ray vertical tegak lurus terhadap kaset dan Central Point pada umbilicus
pasien atau pada garis tengah kaset sejajar dengan spina iliaca anterior
superior (SIAS). Faktor eksposi yang digunakan
dalam pemeriksaan ini yaitu 68 KV, 200 mA, 0,08 s. Eksposi dilakukan pada saat
pasien tahan nafas setelah ekspirasi penuh.
Setelah pembuatan foto pendahuluan plan BNO, konsultasikan foto ke dokter radiologi agar pemeriksaan
dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya.
1 komentar:
… Unbelievable , but I just found software which can do all hard work promoting your liveisflow.blogspot.com website on complete autopilot - building backlinks and getting your website on top of Google and other search engines 1st pages, so your site finally can get laser targeted qualified traffic, and so you can get lot more visitors for your website.
YEP, that’s right, there’s this little known website which shows you how to get to the top 10 of Google and other search engines guaranteed.
I used it and in just 7 days… got floods of traffic to my site...
…Well check out the incredible results for yourself -
http://magic-traffic-software.com
I’m not trying to be rude here, but I believe when you find something that finally works you should share it…
…so that’s what I’m doing today, sharing it with you:
http://magic-traffic-software.com
Take care - your friend Jennifer
Posting Komentar