Sumber: Agar Posting Blog tidak bisa di Copy Paste! | jagoBlog.com

Jumat, 15 Juni 2012

Rangkaian Pengendali Panas dengan Sensor LM35 pada Temperatur 40ᄚC


LAPORAN PRAKTIKUM 4
ELEKTRONIKA TERAPAN

Rangkaian Pengendali Panas dengan
 Sensor LM35 pada Temperatur 40ᄚC



Rangkaian Pengendali Panas dengan Sensor LM35

TUJUAN:

  • Agar mahasiswa dapat mengenal rangkaian sensor panas dengan IC LM35 serta dapat merakit dengan benar.
  • Agar mahasiswa dapat mengamati serta memahami proses yang terjadi pada rangkaian tersebut.
  • Agar mahasiswa dapat merancang, menganalisa, membuat kesimpulan serta mampu menceritakan proses kerjanya.


KOMPONEN:




PROSEDUR PRAKTEK:

  1. Siapkan osiloskop dan lakukan kalibrasi (optional).
  2. Rakit rangkaian astable multivibrator seperti pada gambar pada papan percobaan.
  3. Atur Power Supply sebesar +12 V terhadap GND kemudian hubungkan supply ke rangkaian.
  4. Dari hasil pengamatan tadi, ukur tinggi tegangan pulsanya, ukur periode pulsanya (T), dan hitung frekuensinya pada tiap Test Point (TP1 s.d. TP5).
  5. Dari hasil percobaan, sesuaikan dengan hasil secara teori. Buat kesimpulan dan jelaskan proses kerjanya serta buatlah laporannya.?



PERHITUNGAN TEORI:




CARA KERJA RANGKAIAN DAN KESIMPULAN

Rangkaian di atas adalah rangkaian gabungan antara monostable multivibrator dan astable multivibrator. Pada rangkaian ini keluaran dari monostable multivibrator sebagai pemicu bagi astable multivibrator 1 dan keluaran astable multivibrator 1 berfungsi sebagai pemicu astable multivibrator 2. Cara kerjanya sebagai berikut.

Saat push button off, terminal 2 dari Monostable MV mendapat +Vcc. Kapasitor C1 mengisi muatan sampai tegangannya sama dengan +Vcc. Rangkaian monostable belum mengeluarkan tegangan keluaran pada terminal 3 nya. Ketika push button on, kapasitor membuang muatan ke ground sampai tegangannya nol. Terminal 2 dari Monostable MV mendapat tegangan nol volt. Akibatnya Monostable MV mendapat trigger sehingga menghasilkan tegangan keluaran pada terminal 3 nya selama t_mono=2,9 s. Keluaran ini memicu Astable MV 1 untuk mengeluarkan tiga buah pulsa diskrit selama waktu tersebut. Masing-masing pulsa ini memiliki frekuensi f_as1=1 Hz. Tiap-tiap pulsa diskrit ini akan memicu Astable MV 2 mengeluarkan seribu pulsa (f_as2=1 kHz). Keluaran dari Astable MV 2 inilah yang akan membunyikan loudspeaker.

Tanpa kapasitor C7, keluaran dari terminal 3 Astable MV 2 adalah berbentuk pulsa dc diskrit. Ketika pulsa keluaran sedang tinggi +Vcc, arus mengalir dari terminal 3 ke C7 ke loudspeaker ke ground. Kapasitor C7 menyimpan muatan selama fase ini. Ketika pulsa keluaran rendah = 0 V, maka C7 membuang muatan sehingga timbul arus dari C7 ke terminal 3 ke ground ke loudspeaker kembali ke C7 (berkebalikan dari semula). Inilah yang mengakibatkan keluaran terminal 3 berbentuk ac sehingga dapat membunyikan loudspeaker.

KESIMPULAN

Penyimpangan-penyimpangan hasil praktik dari nilai perhitungan teori disebabkan oleh:

  • toleransi dari hambatan atau nilai hambatan yang tidak persis sama,
  • kualitas project board yang digunakan,
  • kualitas IC LM741 dan LM35 yang digunakan, dan
  • nilai sumber tegangan Vcc yang tidak mutlak sama dengan teori.


Tidak ada komentar: