Sumber: Agar Posting Blog tidak bisa di Copy Paste! | jagoBlog.com

Jumat, 29 Januari 2010

Siang Ini


Pelajaran memang belum sepenuhnya berakhir tapi aku merasa keadaan masih tetap seperti biasa. Mungkin ini semua karena aku yang terlalu acuh dengn segala hal atau karena aku yang terlalu mengerti keadaan semuanya. Sepenuhnya aku mengerti pikiranku tidak seutuhnya padaku namun aku berusaha tetap fokus pasa keadaan sekarang. Kata orang aku harus
bisa melepaskan seseorang yang kamu suka demi kebahagian orang tersebut. Ah kata orang, temanku yang baik hati rela mem berikan ide-ide dan masukan padaku, seorang mahasiswi muda yang baru akan menapak masa depannya. Sejujurnya kadang aku bingung dengan ucapan orang. Apakah itu benar atau salah. Pikiran manusia berbeda-beda, bukan? Lain halnya teman yang lain, ada diantara mereka yang mau berusaha mengerti aku, maksudku dengan keadaanku yang baru ini aku akan sedikit berbeda. Pendewasaan diri yang baru.
Setiap diri pasti menemukan pendewasaannya, akupun berharap aku bisa mencapai itu. Tak hanya menatap dia dengan perasaan suka yang tak tersampaikan tapi mencoba melepaskan dia pada yang yerbaik. Sebaik apapun aku, tentu ada yang lebih baik dan lebih dia akui. Lebih dari hari ini aku berusaha menjauhkan diri darinya, segala tentang dia, kekasihnya, orang yang dia sayangi, orang yang dia dekati. Aku menutup diri. Tapi jangan sangka aku menutup diri dari sosialisasi, aku Cuma menutup diri dari perasaan-perasaan yang tak perlu ada untuk saat ini.
Aku tahu sejak awal akulah yang membiarkan perasaan-perasaan aneh ini terpupuk dengan teratur, terairi dengan baik dan terawat dengan rapi. Sedikitpun aku tak menyangka perasaan ini berbuah kesukaran. Aku membiarkan kebaikannya membantu segala sisi kesukaran dalam hidupku. Semoga tak ada yang tahu dan berharap dia tak kan pernah tahu perasaanku. Cukup sahabat –sahabatku yang siap ada disampingku mendengarkan keluh-kesahku. Cukup ada kamu dengan segala tinta hitammu sebagai curahan hatiku.
Tahukah kamu, aku akan lebih bahagia bila berada disamping sahabat yang mendapatkan cinta sejatinya walaupun cinta sejatinya adalah mimpi-mimpiku. Semua tidak masalah. Tangis sahabat adalah tangisku. Tawa sahapat adalah tawaku. Yang perlu kamu ketahui aku sudah tak mempunyai air mata untuk hal yang muluk. Salah seorang sahabat pernah berkata saat perasaan cinta membara yang lainpun bisa merasakannya. Bohong kawan. Saat sedih karena cinta, orang lain tak bisa merasakannya. Perasaan ini milikku sendiri hanya aku yang tahu apa dan bagaimana rasanya. Ataupun seberapa besarnya cintaku pada orang tuaku tiada yang tahu bukan? Walau aku menangis sedemikian rupa rasa sayang tak hanya terwujud dari ucapan dan perbutan, tapi hati. Dan suatu hal yang harus aku tekankan, sikap bisa menipu.
Melihatnya disisi yang lain dan bercanda mesra lebih sakit daripada saat mendengar dia menjadi milik orng lain. Hal yang nyata – nyata kita benci seakan bisa menusuk perasaan.

Tidak ada komentar: